BAB I
PENDAHULUAN
Al Qur’an Al Karim merupakan kitab suci paling fenomenal sepanjang sejarah
peradaban manusia. Kitab ini mengajarkan kepada umat manusia tentang berbagai
macam ilmu. Al Qur’an juga merupakan sumber ajaran yang akan mengantarkan
manusia menuju kebahagiaan, baik ketika manusia itu sedang menjalani kehidupan
di dunia maupun ketika kelak di akhirat.
Al Qur’an juga mengajarkan tentang bagaimana seharusnya konsep sebuah
pendidikan yang harus terlaksana. Selain membahas tentang bagaimana seharusnya
sebuah pelajaran itu disampaikan (media pendidikan), Al Qur’an juga membahas
tentang berbagai macam hal yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan ssebuah
materi (media pendidikan). Meski terkadang penjelasan-penjelasan yang
disampaikan oleh Al Qur’an bersifat eksplist, tapi secara esensitas kitab ini
memiliki banyak keistimewaan dalam ke-eksplisit-annya tersebut.
Seiring perkembangan zaman yang semakin hiruk-pikuk dengan berbagai
permasalahan duniawi mengakibatkan para manusia melupakan sebuah kitab yang
sebenarnya merupakan pedoman bagi mereka. Terlebih umat islam yang akhirnya
menjadikan Al Qur’an sebagi pajangan dan menganggapnya sebagai benda bisu yang
usang. Mereka telah tertipu dengan hiruk-pikuk dunia yang ia rasakan serta
mereka telah tersesat di dalamnya.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al Qur’an
sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam
segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al Qur’an merupakan sebuah
kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya
mengenai media dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-ayat
tentang Media Pendidikan
A.
QS. Al Isra’ ayat 84
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى
شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلاً
- Terjemah
Artinya : Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[1]
masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
- Mufrodat
- كل = Semua, setiap, tiap-tiap
- يعمل = Berbuat
- شاكلة = Keadaan
- أعلم = Lebih mengetahui
- أهدى = Lebih benar
- سبيلا = Jalan
- Tafsir Ayat
(Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian (berbuat menurut
keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendiri-sendiri (Maka Rabb
kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”) maka Dia akan memberi
pahala kepada orang yang lebih benar jalannya.[2]
·
Analisa Materi
Ayat diatas mengatakan bahwa
setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai
keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal
ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal
yang dimaksud dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, seorang
guru yang hendak mengajarkan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan
media sebagai pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak
harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efisien dan
mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang
diajarkan dapat diterima dan dipahami secara maksimal. Hal ini sesuai kata شاكلته (sesuai keadaannya) pada ayat
diatas.
Sedangkan kalimat فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيلا dalam ayat diatas jika dikaitkan dengan media pendidikan.
Secara tersirat, kalimat diatas bermakna bahwa seorang guru hendaklah
mendiskusikan dengan orang-orang yang lebih mengetahui (dalam ayat tersebut
Allah berperan sebagai Dzat yang maha mengetahui) tentang media apa yang akan
digunakannya ketika ia mengajar.
Media sangat berperan penting
dalam pencapaian hasil yang di harapkan. Ini terlihat secara tidak langsung
dalam tafsirnya, yakni (Dia (Allah) akan memberi pahala kepada orang yang lebih
benar jalannya). Dari penjelasan diatas penulis mengambil sebuah kesimpulan
bahwa media yang baik dan benar akan mewakili sampainya materi yang di ajarkan,
sedangkan media yang kurang tepat tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
B.
QS. An Nahl ayat 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيداً
عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيداً عَلَى هَـؤُلاء وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
- Terjemah
Artinya : (dan ingatlah) akan hari
(ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad)
menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.
- Mufrodat
- نبعث = Kami bangkitkan
- شهيدا = Seorang saksi
- تبيانا = Menjelaskan, penjelas
- بشرى = Kabar gembira
- Tafsir Ayat
(Dan) ingatlah (akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri) yakni nabi mereka sendiri (dan
Kami datangkan kamu) hai Muhammad (menjadi saksi atas mereka) bagi kaummu. (Dan
Kami turunkan kepadamu Alkitab) yakni Alquran (untuk menjelaskan) untuk
menerangkan (segala sesuatu) yang diperlukan oleh umat manusia menyangkut
masalah syariat (dan petunjuk) supaya jangan tersesat (serta rahmat dan kabar
gembira) memperoleh surga (bagi orang-orang yang beriman) bagi orang-orang yang
mentauhidkan Allah.[3]
·
Analisa Materi
Menurut analisa penulis, Dalam
ayat ini secara tidak langsung Allah mengajarkan kepada manusia untuk
menggunakan sebuah alat/ benda sebagai suatu media dalam menjelaskan segala
sesuatu. Sebagaimana Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw
untuk menjelaskan segala sesuatu, maka sudah sepatutnya jika seorang
menggunakan suatu media tertentu dalam menjelaskan segala hal.
Ayat diatas juga menjelaskan
tentang bagaimana seharusnya syarat suatu media yang akan digunakan. Pada surat
An Nahl ayat 89 tersebut dijelaskan bahwa Al Qur’an selain berperan untuk
menjelaskan, juga merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai petunjuk, rahmat,
dan pemberi kabar gembira bagi orang yang menyerahkan diri.
Sebagaimana keterangan diatas,
maka suatu media yang digunakan dalam pengajaran harus mampu menjelaskan kepada
para siswa tentang materi yang sedang mereka pelajari. Syarat ini sejalan
dengan esensitas sebuah media dalam pengajaran pada QS. Al Isra’ : 84. Selain
hal tersebut, sebuah media juga harus mampu menjadi petunjuk untuk melakukan
sesuatu yang baik. Sedangkan mengenai Al Qur’an sebagai rahmat dan pemberi
kabar gembira jika dikaitkan dengan masalah media dalam dunia pendidikan maka
suatu media harus mampu menumbuhkan rasa gembira yang selanjutnya meningkatkan
ketertarikan siswa dalam mempelajari materi-materi yang disampaikan. Hal
tersebut karena tujuan pendidikan tidak hanya pada segi kognitif saja,
melainkan juga harus mampu mempengaruhi sisi afektif dan psikomotor para siswa.
Dalam hal ini maka media harus mampu meraih tujuan pendidikan tersebut.
C.
QS. Al Maidah ayat 16
يَهْدِي بِهِ اللّهُ مَنِ اتَّبَعَ
رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ
وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
- Terjemah
Artinya : Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
- Mufrodat
- يهدى = Menunjukkan
- اتبع = Mengikuti
- سبل = Jalan (lafadz ini merupakan jama’ dari kata سبيل)
- السلام = Keselamatan
- يخرج = Mengeluarkan
- الظلمات = Kegelapan[4]
- صراط = Jalan
- بإذنه = Dengan izin_Nya[5]
- مستقيم = Lurus
- Tafsir Ayat
(Orang yang mengikuti
keridhaanNya), ialah orang yang dalam beragama tetap ingin mencari keridhaan
Allah, tidak sekedar memantapkan apa yang diketahuinya, dan yang telah
membentuk kepribadiannya dan diterima dari generasi sebelumnya, dengan tidak
melakukan pemikiran dan mencari bukti-bukti (istidlal). (ke jalan
keselamatan) Maksudnya adalah jalan yang selamat dari segala rasa takut.[6]
(Dengan izin_Nya), yakni dengan
kehendak Allah dan taufikNya. Dengan menempuh sunnah-sunnah Allah, bahwa
amal-amal saleh dan kepercayaan-kepercayaan yang benar adalah mempengaruhi dan
memperbaiki jiwa. (kepada jalan yang lurus), yakni kepada agama yang benar.
Karena agama yang benar itu hanyalah satu dan diakui kebenarannya ditinjau dari
sudut manapun. Adapun agama yang batil, memang banyak jalannya, yang semuanya
bengkok berliku-liku, tak ada yang lurus.[7]
·
Analisa Materi
Pada ayat diatas, Allah Swt
menyebutkan tiga macam kegunaan dari Al Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan
dengan media dalam pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa minimal ada tiga
syarat yang harus dimiliki suatu media sehingga alat ataupun benda yang
dimaksud dapat benar-benar digunakan sebagi media dalam pembelajaran. Tiga
aspek itu adalah :
- Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman) kepada siapapun siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya. Ringkasnya, media harus mampu mewakili setiap pikiran sang guru sehingga dapat lebih mudah memahami materi.
- Dalam Tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganutnya dari kegelapan Aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan siswa dalam memahami sesuatu.
- Sebuah media harus mampu mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang sedang diajarkan. Semisal dalam mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak, maka media yang digunakan harus mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak mungkin dan tidak diperbolehkan mengajarkan kata “Meja” tetapi media yang digunakan adalah motor.
D.
QS. Al Ahzab ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيراً
- Terjemah
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.
- Mufrodat
- أسوة حسنة = Suri tauladan
- يرج = Mengharap
- ذكر = Menyebut
- كثيرا = Banyak
- Tafsir Ayat
(Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagi kalian)
dapat dibaca iswatun dan uswatun (yang baik) untuk diikuti dalam hal berperang
dan keteguhan serta kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada
tempat-tempatnya (bagi orang), lafal ayat ini berkedudukan menjadi badal dari
lafal lakum (yang mengharap rahmat Allah) yakni takut kepada-Nya (dan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah) berbeda halnya dengan orang-orang yang
selain mereka.[8]
· Analisa Materi
Tugas seorang guru pada hakikatnya
bukan sekedar transfer of knowladge (mentransfer ilmu) bagi para
siswanya. Melainkan juga harus mampu merubah kepribadiannya. Karena tugas
seorang guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik.
Sebagaimana tugas seorang guru
diatas, maka dalam hal menggunakan media seharusnya guru benar-benar selektif.
Hal ini di maksudkan agar media yang digunakan mampu merubah segi psikomotor
seorang siswa sebagaimana yang telah penulis sampaikan sebelumnya.
Jika diperhatikan dengan seksama
sebenarnya ayat ini berkaitan erat dengan ayat 16 pada surat Al Maidah di atas.
Apabila dikaitkan dengan media dalam pendidikan, maka sebuah media harus mampu
mengubah perilaku seorang siswa yang sedang diajar. Sebagaimana Rasul merupakan
suri teladan yang di utus oleh Allah bagi umat islam agar meniru perilakunya.
E.
QS. An Nahl ayat 44
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا
إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
- Terjemah
Artinya : Dengan membawa keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu
Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka[9] dan supaya mereka[10] memikirkan.
- Mufrodat
- الذِّكر = Petunjuk (nama lain Al Qur’an)
- ما نُزلَ = Sesuatu yang diturunkan
- لعلَّ = Supaya, agar
- يتفكرون = Mereka berpikir
- Tafsir Ayat
(Dengan membawa keterangan-keterangan) lafal ini berta’alluq kepada fi’il
yang tidak disebutkan; artinya Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang
jelas (dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci. (Dan Kami turunkan kepadamu
Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
diturunkan kepada mereka) yang di dalamnya dibedakan antara halal dan haram
(dan supaya mereka memikirkan) tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil
pelajaran daripadanya.[11]
- Analisa Materi
Analisa penulis tentang media
dalam pendidikan berdasarkan ayat ini adalah bahwasanya suatu media yang
digunakan oleh seorang guru harus mewakili sebagian dari materi yang telah
diajarkan sebelumnya. Ini terlihat dalam lafadz لتبين للنَّاس ما نزل إليهم (agar menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka). Hal ini selain dimaksudkan agar siswa mudah menerima materi
baru karena masih ada hubungan dengan materi yang mereka terima sebelumnya,
juga dapat meningkatkan kefektifitasan pembelajaran. Siswa akan lebih
bersemangat menerima materi baru.
Selain tujuan diatas, penggunaan
suatu media juga harus mampu memberikan image (sudut pandang) yang baik bagi para
siswanya. Sehingga setelah selesai kegiatan belajar mengajar, para siswa
memiliki keinginan untuk memikirkan kembali materi yang ia pelajari di kelas.
Serta mereka berkeinginan untuk memikirkan segala sesuatu mengenai materi
tersebut. Termasuk dalam pengaplikasiannya. Hal ini terlihat dari kata ولعلهم يتفكرون yang terdapat pada akhir ayat diatas. Yakni Allah menggunakan Al Qur’an
sebagai media dalam menyampaikan sesuatu yang sudah pernah diterima oleh
manusia agar mereka berpikir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat 84 dalam surat Al Isra’
bermakna bahwa segala perbuatan yang hendak dilakukan memerlukan adanya sebuah
metode tertentu agar tujuan yang diharapkan benar-benar dapat tercapai. Pada
ayat ini juga dijelaskan bahwa media yang hendak digunakan tidak harus berupa
sesuatu yang tak terjangkau oleh kemampuan orang yang bersangkutan, melainkan
berupa segala sesuatu yang mudah didapatkan serta mudah dalam menggunakannya.
Ayat diatas memberikan keterangan bahwa media juga bisa berasal dari lingkungan
tempat seseorang berada.
Selanjutnya pada ayat 89 dalam
surat An Nahl dan pada ayat 16 dalam surat Al Maidah memberikan penjelasan
tentang syarat suatu media. Yakni sebuah media yang digunakan oleh seorang guru
harus mampu mempengaruhi berbagai aspek dalam diri siswa, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor.
Dua ayat terakhir pada makalah
ini memberikan gambaran tentang sebuah media yang baik. Media yang baik harus
mampu mempengaruhi siswa sehingga mereka memiliki kepribadian yang baik. Media
yang digunakan seorang guru juga harus mewakili sebagian materi yang telah ia
ajarkan sebelumnya serta harus mampu membangkitakan semangat para siswa
sehingga mereka berkeinginan untuk memikirkan kembali pelajaran yang mereka
bahas dikelas selama proses belajar
.
B. Saran
Melihat dan memperhatikan bahwa
media memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian hasil pembelajaran
serta pembentukan kepribadian seorang siswa, maka diharapkan para guru lebih
selektif dalam media.
DAFTAR PUSTAKA
القرأن الكريم
عبدالله بن أحمد بن محمود حافظ الدين أبو البركات
النسفي، مدارك التنزيل وحقائق التأويل، التفاسير : المكتبة الشاملة.
Ahmad Musthafa Al Maraghi, 1993, Terjemah
Tafsir Al Maraghi Jilid 6, Cetakan Ke- 2, PT. Karya Toha Putra
Semarang : Semarang.
Jalaluddin As Syuyuthi,
Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain, versi 2.0, myface-online.blogspot.com
[1]
Termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam
sekitarnya.
[2]
Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir
Jalalain, versi 2.0 oleh Dani Hidayat dalam myface-online.blogspot.com
[3]
Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir
Jalalain, versi 2.0 oleh Dani Hidayat dalam myface-online.blogspot.com
[5]
عبدالله بن أحمد بن محمود حافظ الدين أبو البركات
النسفي، مدارك التنزيل وحقائق التأويل، التفاسير : المكتبة الشاملة
[6] Ahmad Musthafa Al
Maraghi, Terjemah Tafsir Al Maraghi Jilid 6, Cetakan Ke-2, PT.
Karya Toha Putra Semarang : Semarang, 1993, hal. 149.
[7]
Ibid, 150.
[8]
Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, dalam myface-online.blogspot.com
[10] ibid
0 komentar:
Posting Komentar