Jumat, 13 Februari 2015

TAFSIR DAN ANALISA AYAT AYAT TENTANG MEDIA PENDIDIKAN




BAB I
PENDAHULUAN

Al Qur’an Al Karim merupakan kitab suci paling fenomenal sepanjang sejarah peradaban manusia. Kitab ini mengajarkan kepada umat manusia tentang berbagai macam ilmu. Al Qur’an juga merupakan sumber ajaran yang akan mengantarkan manusia menuju kebahagiaan, baik ketika manusia itu sedang menjalani kehidupan di dunia maupun ketika kelak di akhirat.
Al Qur’an juga mengajarkan tentang bagaimana seharusnya konsep sebuah pendidikan yang harus terlaksana. Selain membahas tentang bagaimana seharusnya sebuah pelajaran itu disampaikan (media pendidikan), Al Qur’an juga membahas tentang berbagai macam hal yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan ssebuah materi (media pendidikan). Meski terkadang penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh Al Qur’an bersifat eksplist, tapi secara esensitas kitab ini memiliki banyak keistimewaan dalam ke-eksplisit-annya tersebut.
Seiring perkembangan zaman yang semakin hiruk-pikuk dengan berbagai permasalahan duniawi mengakibatkan para manusia melupakan sebuah kitab yang sebenarnya merupakan pedoman bagi mereka. Terlebih umat islam yang akhirnya menjadikan Al Qur’an sebagi pajangan dan menganggapnya sebagai benda bisu yang usang. Mereka telah tertipu dengan hiruk-pikuk dunia yang ia rasakan serta mereka telah tersesat di dalamnya.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al Qur’an merupakan sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam pendidikan.  



BAB II
 PEMBAHASAN
 Ayat-ayat tentang Media Pendidikan

A.       QS. Al Isra’ ayat 84
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلاً
  • Terjemah
Artinya : Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[1] masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
  • Mufrodat
  1. كل        = Semua, setiap, tiap-tiap
  2. يعمل     = Berbuat
  3. شاكلة    = Keadaan
  4. أعلم        = Lebih mengetahui
  5. أهدى    = Lebih benar
  6. سبيلا     = Jalan
  • Tafsir Ayat
(Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian (berbuat menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendiri-sendiri (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”) maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar jalannya.[2]
·           Analisa Materi
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal yang dimaksud dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara maksimal. Hal ini sesuai kata شاكلته (sesuai keadaannya) pada ayat diatas.
Sedangkan kalimat فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيلا dalam ayat diatas jika dikaitkan dengan media pendidikan. Secara tersirat, kalimat diatas bermakna bahwa seorang guru hendaklah mendiskusikan dengan orang-orang yang lebih mengetahui (dalam ayat tersebut Allah berperan sebagai Dzat yang maha mengetahui) tentang media apa yang akan digunakannya ketika ia mengajar.
Media sangat berperan penting dalam pencapaian hasil yang di harapkan. Ini terlihat secara tidak langsung dalam tafsirnya, yakni (Dia (Allah) akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar jalannya). Dari penjelasan diatas penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa media yang baik dan benar akan mewakili sampainya materi yang di ajarkan, sedangkan media yang kurang tepat tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
B.       QS. An Nahl ayat 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيداً عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيداً عَلَى هَـؤُلاء وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
  • Terjemah

Artinya : (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
  • Mufrodat
  1. نبعث    = Kami bangkitkan
  2. شهيدا   = Seorang saksi
  3. تبيانا     = Menjelaskan, penjelas
  4. بشرى   = Kabar gembira
  • Tafsir Ayat
(Dan) ingatlah (akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri) yakni nabi mereka sendiri (dan Kami datangkan kamu) hai Muhammad (menjadi saksi atas mereka) bagi kaummu. (Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab) yakni Alquran (untuk menjelaskan) untuk menerangkan (segala sesuatu) yang diperlukan oleh umat manusia menyangkut masalah syariat (dan petunjuk) supaya jangan tersesat (serta rahmat dan kabar gembira) memperoleh surga (bagi orang-orang yang beriman) bagi orang-orang yang mentauhidkan Allah.[3]
·           Analisa Materi
Menurut analisa penulis, Dalam ayat ini secara tidak langsung Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan sebuah alat/ benda sebagai suatu media dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagaimana Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjelaskan segala sesuatu, maka sudah sepatutnya jika seorang menggunakan suatu media tertentu dalam menjelaskan segala hal.
Ayat diatas juga menjelaskan tentang bagaimana seharusnya syarat suatu media yang akan digunakan. Pada surat An Nahl ayat 89 tersebut dijelaskan bahwa  Al Qur’an selain berperan untuk menjelaskan, juga merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai petunjuk, rahmat, dan pemberi kabar gembira bagi orang yang menyerahkan diri.
Sebagaimana keterangan diatas, maka suatu media yang digunakan dalam pengajaran harus mampu menjelaskan kepada para siswa tentang materi yang sedang mereka pelajari. Syarat ini sejalan dengan esensitas sebuah media dalam pengajaran pada QS. Al Isra’ : 84. Selain hal tersebut, sebuah media juga harus mampu menjadi petunjuk untuk melakukan sesuatu yang baik. Sedangkan mengenai Al Qur’an sebagai rahmat dan pemberi kabar gembira jika dikaitkan dengan masalah media dalam dunia pendidikan maka suatu media harus mampu menumbuhkan rasa gembira yang selanjutnya meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi-materi yang disampaikan. Hal tersebut karena tujuan pendidikan tidak hanya pada segi kognitif saja, melainkan juga harus mampu mempengaruhi sisi afektif dan psikomotor para siswa. Dalam hal ini maka media harus mampu meraih tujuan pendidikan tersebut.


C.       QS. Al Maidah ayat 16
يَهْدِي بِهِ اللّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
  • Terjemah
Artinya : Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
  • Mufrodat
  1. يهدى     = Menunjukkan
  2. اتبع        = Mengikuti
  3. سبل     = Jalan (lafadz ini merupakan jama’ dari kata سبيل)
  4. السلام   = Keselamatan
  5. يخرج      = Mengeluarkan
  6. الظلمات = Kegelapan[4]
  7. صراط   = Jalan
  8. بإذنه      = Dengan izin_Nya[5]
  9. مستقيم  = Lurus
  1. Tafsir Ayat
(Orang yang mengikuti keridhaanNya), ialah orang yang dalam beragama tetap ingin mencari keridhaan Allah, tidak sekedar memantapkan apa yang diketahuinya, dan yang telah membentuk kepribadiannya dan diterima dari generasi sebelumnya, dengan tidak melakukan pemikiran dan mencari bukti-bukti (istidlal). (ke jalan keselamatan) Maksudnya adalah jalan yang selamat dari segala rasa takut.[6]
(Dengan izin_Nya), yakni dengan kehendak Allah dan taufikNya. Dengan menempuh sunnah-sunnah Allah, bahwa amal-amal saleh dan kepercayaan-kepercayaan yang benar adalah mempengaruhi dan memperbaiki jiwa. (kepada jalan yang lurus), yakni kepada agama yang benar. Karena agama yang benar itu hanyalah satu dan diakui kebenarannya ditinjau dari sudut manapun. Adapun agama yang batil, memang banyak jalannya, yang semuanya bengkok berliku-liku, tak ada yang lurus.[7]
·           Analisa Materi
Pada ayat diatas, Allah Swt menyebutkan tiga macam kegunaan dari Al Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa minimal ada tiga syarat yang harus dimiliki suatu media sehingga alat ataupun benda yang dimaksud dapat benar-benar digunakan sebagi media dalam pembelajaran. Tiga aspek itu adalah :
  1. Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman) kepada siapapun siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya. Ringkasnya, media harus mampu mewakili setiap pikiran sang guru sehingga dapat lebih mudah memahami materi.
  2. Dalam Tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganutnya dari kegelapan Aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan siswa dalam memahami sesuatu.
  3. Sebuah media harus mampu mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang sedang diajarkan. Semisal dalam mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak, maka media yang digunakan harus mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak mungkin dan tidak diperbolehkan mengajarkan kata “Meja” tetapi media yang digunakan adalah motor.
D.       QS. Al Ahzab ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
  • Terjemah
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
  • Mufrodat
  1. أسوة حسنة       = Suri tauladan
  2. يرج                   = Mengharap
  3. ذكر                    = Menyebut
  4. كثيرا                  = Banyak
  • Tafsir Ayat
(Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagi kalian) dapat dibaca iswatun dan uswatun (yang baik) untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya (bagi orang), lafal ayat ini berkedudukan menjadi badal dari lafal lakum (yang mengharap rahmat Allah) yakni takut kepada-Nya (dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah) berbeda halnya dengan orang-orang yang selain mereka.[8]
·       Analisa Materi
Tugas seorang guru pada hakikatnya bukan sekedar transfer of knowladge (mentransfer ilmu) bagi para siswanya. Melainkan juga harus mampu merubah kepribadiannya. Karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik.
Sebagaimana tugas seorang guru diatas, maka dalam hal menggunakan media seharusnya guru benar-benar selektif. Hal ini di maksudkan agar media yang digunakan mampu merubah segi psikomotor seorang siswa sebagaimana yang telah penulis sampaikan sebelumnya.
Jika diperhatikan dengan seksama sebenarnya ayat ini berkaitan erat dengan ayat 16 pada surat Al Maidah di atas. Apabila dikaitkan dengan media dalam pendidikan, maka sebuah media harus mampu mengubah perilaku seorang siswa yang sedang diajar. Sebagaimana Rasul merupakan suri teladan yang di utus oleh Allah bagi umat islam agar meniru perilakunya.
E.       QS. An Nahl ayat 44
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
  • Terjemah
Artinya : Dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[9] dan supaya mereka[10] memikirkan.

  • Mufrodat
  1. الذِّكر          = Petunjuk (nama lain Al Qur’an)
  2. ما نُزلَ        = Sesuatu yang diturunkan
  3. لعلَّ         = Supaya, agar
  4. يتفكرون   = Mereka berpikir
  • Tafsir Ayat
(Dengan membawa keterangan-keterangan) lafal ini berta’alluq kepada fi’il yang tidak disebutkan; artinya Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang jelas (dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci. (Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di dalamnya dibedakan antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan) tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya.[11]
  • Analisa Materi
Analisa penulis tentang media dalam pendidikan berdasarkan ayat ini adalah bahwasanya suatu media yang digunakan oleh seorang guru harus mewakili sebagian dari materi yang telah diajarkan sebelumnya. Ini terlihat dalam lafadz لتبين للنَّاس ما نزل إليهم (agar menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka). Hal ini selain dimaksudkan agar siswa mudah menerima materi baru karena masih ada hubungan dengan materi yang mereka terima sebelumnya, juga dapat meningkatkan kefektifitasan pembelajaran. Siswa akan lebih bersemangat menerima materi baru.
Selain tujuan diatas, penggunaan suatu media juga harus mampu memberikan image (sudut pandang) yang baik bagi para siswanya. Sehingga setelah selesai kegiatan belajar mengajar, para siswa memiliki keinginan untuk memikirkan kembali materi yang ia pelajari di kelas. Serta mereka berkeinginan untuk memikirkan segala sesuatu mengenai materi tersebut. Termasuk dalam pengaplikasiannya. Hal ini terlihat dari kata ولعلهم يتفكرون yang terdapat pada akhir ayat diatas. Yakni Allah menggunakan Al Qur’an sebagai media dalam menyampaikan sesuatu yang sudah pernah diterima oleh manusia agar mereka berpikir.





















BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Ayat 84 dalam surat Al Isra’ bermakna bahwa segala perbuatan yang hendak dilakukan memerlukan adanya sebuah metode tertentu agar tujuan yang diharapkan benar-benar dapat tercapai. Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa media yang hendak digunakan tidak harus berupa sesuatu yang tak terjangkau oleh kemampuan orang yang bersangkutan, melainkan berupa segala sesuatu yang mudah didapatkan serta mudah dalam menggunakannya. Ayat diatas memberikan keterangan bahwa media juga bisa berasal dari lingkungan tempat seseorang berada.
Selanjutnya pada ayat 89 dalam surat An Nahl dan pada ayat 16 dalam surat Al Maidah memberikan penjelasan tentang syarat suatu media. Yakni sebuah media yang digunakan oleh seorang guru harus mampu mempengaruhi berbagai aspek dalam diri siswa, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Dua ayat terakhir pada makalah ini memberikan gambaran tentang sebuah media yang baik. Media yang baik harus mampu mempengaruhi siswa sehingga mereka memiliki kepribadian yang baik. Media yang digunakan seorang guru juga harus mewakili sebagian materi yang telah ia ajarkan sebelumnya serta harus mampu membangkitakan semangat para siswa sehingga mereka berkeinginan untuk memikirkan kembali pelajaran yang mereka bahas dikelas selama proses belajar
.
B.  Saran
Melihat dan memperhatikan bahwa media memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian hasil pembelajaran serta pembentukan kepribadian seorang siswa, maka diharapkan para guru lebih selektif dalam media.


DAFTAR PUSTAKA

القرأن الكريم

عبدالله بن أحمد بن محمود حافظ الدين أبو البركات النسفي، مدارك التنزيل وحقائق التأويل، التفاسير : المكتبة الشاملة.

Ahmad Musthafa Al Maraghi, 1993, Terjemah Tafsir Al Maraghi Jilid 6, Cetakan Ke- 2, PT. Karya Toha Putra Semarang : Semarang.

Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain, versi 2.0, myface-online.blogspot.com




[1] Termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.
[2] Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain, versi 2.0 oleh Dani Hidayat dalam myface-online.blogspot.com
[3] Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain, versi 2.0 oleh Dani Hidayat dalam myface-online.blogspot.com
[4] Maksudnya adalah dari kekafiran menuju Islam (lihat Tafsir An Nusafi)
[5] عبدالله بن أحمد بن محمود حافظ الدين أبو البركات النسفي، مدارك التنزيل وحقائق التأويل، التفاسير : المكتبة الشاملة
[6] Ahmad Musthafa Al Maraghi, Terjemah Tafsir Al Maraghi Jilid 6, Cetakan Ke-2, PT. Karya Toha Putra Semarang : Semarang, 1993, hal. 149.
[7] Ibid, 150.
[8] Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, dalam myface-online.blogspot.com
[9] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.
[10] ibid
11 Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, dalam myface-online.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More